™[]Klik Judul Postingan Untuk Melihat Isi Selengkapnya!![]™

Jumat, 08 Juni 2012

0 Tips Menyatakan Cinta Tanpa Kata-Kata

Tips Menyatakan Cinta Tanpa Kata-Kata

 
Memang, ada banyak cara untuk menunjukkan kepada suami, betapa Anda sangat mencintainya. Anda bisa menggunakan kata-kata untuk mengungkapkan perasaan cinta. Atau, jika punya sedikit uang lebih, Anda bisa membelikan suami tercinta hadiah. Telepon selular baru misalnya, bisa membuat suami Anda merasa bahwa Anda –paling tidak- memberi perhatian lebih kepadanya. Tetapi ungkapan perasaan cinta yang paling dalam seringkali tak membutuhkan kata-kata atau hadiah mahal. Perasaan cinta bisa Anda tunjukkan dengan melakukan beberapa hal kecil setiap hari. Tentu saja bukan sembarang hal kecil, tetapi yang mencerminkan bahwa Anda memahami dia. Percaya atau tidak, perlakuan-perlakuan khusus yang Anda berikan nantinya akan berefek baik bagi Anda: sebuah pernikahan yang harmonis. Mau tahu langkah-langkah “ajaib” apa yang harus Anda lakukan? Simak Tips menyatakan cinta tanpa kata-kata berikut ini:

1. Beri Dia Masa Peralihan. Mungkin Anda pernah mengalami kejadian ini: Anda berdua sama-sama baru sja pulang bekerja. Sampai di rumah, Anda langsung memeluk anak-anak satu per saru, lalu berganti baju, kemudian menyiapkan makan. Suami juga langsung sibuk: membaca Koran, menyalakan computer lalu bermain game, merokok di teras tanpa membuka dulu sepatunya, atau member makanan burung kesanyangannya. Pokoknya aktivitas ia lakukan di rumah justrumenjengkelkan Anda, ia sudah sampai di rumah tapi seolah-olah tak peduli dengan sekitarnya. Jika Anda jengkel, hal itu bisa dimaklumi. Tetapi, memang seperti itulah kebanyakan pria. “Hampir setiap pria membutuhkan sedikit waktu untuk beradaptasi, menyesuaikan diri menghadapi perubahan dari lingkungan kerja ke dalam lingkungan keluarga,“ kata Deborah Tannen, Ph.D., professor linguistic dari Georgetown University dan pakar komunikasi antar gender. Masa peralihan tersebut, menurut Tannen, membantu pria untuk berganti “peran”. Di kantor,ia harus mempertahankan diri (demi mempertahankan pekerjaannya, tentu saja), namun di rumah, ia harus membagi diri untuk keluarga yang ia sayangi. “Kabanyakan wanita berkomunikasi untuk mempererat ikatan dengan orang lain. Sementara, kebanyakan pria menganggap komunikasi sebagai alat untuk memperkokoh kedudukannya,” lanjut Tannen. Lalu apa yang bisa Anda lakukan? Katakan pada suami bahwa Anda memahami kebutuhannya untuk santai sejenak setelah ia sampai di rumah. Efek positifnya, setelah ia menyelesaikan masa transisi tersebut, suami biasanya merasa lebih berenergi dan berperan normal sebagai salah satu anggota keluarga. Namun, jangan biarkan ia terlalu lama bersantau dengan dalih seperti itu. Anda harus menetapkan batas waktu ia bisa bersantai sesampainya ai di rumah, misalnya 10 – 15 menit.

2. Beri Dia Telinga Anda. Pernah mendengar suami Anda bercerita dengan bersemangat mengenai computer barunya di kantor? Dalam hati, mungkin Anda bertanya apa menariknya cerita semacam itu. “Sayangnya biat sebagian pria, percakapan macam apa pun sangat berarti baginya, secara emosional,” papa Alon Gratch, Ph.D., dalam bukunya The Secret Language of Men. Jadi jika suami Anda berbicara mengenai politik, pertandingan sepak bola atau apa pun dengan berapi-api, jangan abaikan. “Buat pria, bahkan dengan bahan pembicaraan semacam itu, bisa membuat ia merasa tersambung dengan Anda,“ kata Gratch. Lalu apa yang terjadi jika pembicaraannya tidak ditanggapi, karena Anda sedang sibuk mengurus anak atau memasak? Sang suami akan merasa bahwa ia tak dianggap oleh istrinya. Tentu saja, mengabaikan masakan atau tangisan anak bisa sama fatalnya. Kalau bukan Anda yang mengerjakan semua tanggung jawab itu, tak aka nada makanan di meja makan, atau anak tak akan terurus dengan baik. Tetapi pasti ada cara lain untuk meluangkan waktu mendegarkan omongan suami yang kebanyakan sama sekali tak mengundang minat Anda tersebut. Misalnya, meluagnkan waktu ketika Anda berdua sedang dalam perjalanan pulang – pergi ke kantor atau saat makan malam bersama. Intinya, luangkan waktu Anda beberapa kali seminggu untuk mendengarkan ocehan suami Anda. Apa pun isi ocehan tersebut.

3. Beri Dia Waktu Keluyuran. Anda, tentu saja, adalah teman terbaik suami. Tetapi, kadang-kadang, pria membutuhkan waktu ketika ia bisa bersikap semaunya tanpa ada yang menegur. Dan teman yang cocok bagi suami pada saat seperti itu adalah sesama pria. “Banyak pria yang mendapat semangan dan energi saat ia sedang bersama-sama teman prianya. Mereka bisa melakukan apa saja yang disukai, dan merasa diterima tanpa merasa dituntut macam-macam. Dan, bersama pria lain, ia bisa merasakan kedekatan tanpa bicara sepatah kata pun,” kata Gratch. Tentu saja, itu bukan berarti Anda harus memberikan waktu keluyuran pada suami setiap malam, sementara Anda berurusan dengan segala hal di rumah sendirian. Jika Anda punya anak berusai di bawah 3 tahun, misalnya, ijin waktu keluyuran sebulan sekali untuk suami Anda sudah merupakan  hadiah yang amat besar. Jadi, sesuaikan dengan keadaan rumah tangga. Umumnya, frekuenasi yang tepat memberikan ijin suami pulang malam atau bergi berakhir pecan sendirian adalah sekali dalam 2 minggu. Jangan lupa pula untuk memberikan kesempatan pada Anda untuk bertemu dengan sahabat-sahabat Anda. Karena memiliki waktu masing-masing untuk ‘bergaul’ dengan tamn-taman bisa amat menyehatkan. Menjaga aktivitas yang berbeda justru bisa memulihkan rasa kebersamaan saat Anda berdua bertemu kembali.

4. Beri Di Kebebasan Memilih. “Boys will be boys” demikian bunyi sebuah ungkapan tentang pria yang bisa diartikan bahwa pria dewasa pun masih memiliki sifat kekanak-kenaknan. Tetapi, Anda tentu tak bisa cerewet dalam semua hal atau berharap suami Anda bis amengurus dirinya dengan benar, mengemusi berhati-hati, atau memperbaiki hubungan dengan mertua atau orang tuanya sendiri. Pria kaan melakukan semua itu pada saat Ia memutuskan waktunya sudah tepat. Terlalu banyak komentar dan masukan biasanya justru akan membuat pria merasa bersalah dan akhirnya menarik diri. “Jika Anda bersikap seperti seorang iu (kepada suami), maka ia akan bersikap seperti seorang anak. Anda justru meberi suami Anda hadiah yang luar biasa jika menoba berhenti mengontrol tingkah lakunya yang sering tak bertanggung jawab, dan membiarkan sumai Anda belajar dari kesalahannya,” papar Gratch. Selain itu, pola hubungan orang tua dan anak seperti itu sma sekali tidak sehat: anda menjadi sulit menghargai suami, sementara suami sulit untuk sependapat dengan Anda. Tentu saja, Anda harus memilik batasan yang tegas tentang mana aturan yang boleh ia langgar dan mana yang tidak boleh. Masalah serius seperti kebiasan judi, mabuk atau perbuatan suami yang secara serius bisa mengancam keselamatannya sendiri atau keluarga harus ditindak dengan tegas.

0 komentar:

Posting Komentar