Dan, layaknya kompetisi level elite, di setiap laga-laga krusial di Piala Eropa selalu menghadirkan legenda sepakbola. Berikut analisa Carlo Garganese dan Mark Doyle dari GOAL.com yang merilis 10 pemain terbaik yang pernah menorehkan tinta emas di kompetisi yang akan dimulai di Polandia dan Ukraina mulai Jumat (8/6).
10. XAVI |
Master Passing| Bintang Barca membuka skor untuk La Furia Roja
Sebagai salah satu playmaker terbaik yang pernah ada, pengalaman pertama Xavi tampil Euro justru sangat mengecewakan. Jenderal lapangan tengah Barcelona ini tidak semenit pun dimainkan pelatih saat Spanyol gagal di putaran pertama Euro 2004 di Portugal. Tapi, siapa sangka empat tahun kemudian di Austria dan Swiss, Xavi menunjukkan kapasitasnya sebagai bintang lapangan hijau.
Menjadi kreator permainan indah yang diperagakan La Furia Roja, pemain kelahiran Catalan ini berada di top performa sepanjang turnamen empat tahun lalu. Xavi benar-benar "tersedia" ketika tim yang ketika itu Luis Aragones membutuhkan tenaganya. Xavi mencetak gol pembuka di laga semi-final kontra Rusia sebelum akhirnya mengirim umpan brilian kepada Fernando Torres yang mencetak gol penentu kemenangan di laga puncak.
Tak mengherankan, jika pecinta sepakbola kembali menunggu magis Xavi di Polandia dan Ukraina.
9. PETER SCHMEICHEL |
Tembok kokoh Denmark| Legenda Man United tak terkalahkan di Euro '92
Berbekal postur besar, Peter Schmeichel menjadi sosok menakutkan bagi striker lawan yang mencoba menjebol gawangnya. Tap, tidak demikian dengan barisan belakang yang satu garis berada di depannya. Kehadiran Schmeichel di bawah mistar gawang membuat lini belakang Denmark cukup tenang andai mereka gagal menghalau pergerakan lawan yang memasuki area berbahaya.
Eks kiper Manchester United tampil di empat Euro, tapi aksi paling heroiknya adalah saat Denmark tampil memukau di Swedia pada 1992 lalu. Sukses Schmeichel menggagalkan penalti Marco van Basten di semi-final kontra Belanda merupakan momen paling tak terlupakan. Aksi Schmeichel kemudian berlanjut di partai penentu gelar juara melawan Jerman dan dinobatkan sebagai kiper terbaik di kala itu.
Selain dikenal dengan suksesnya melakukan tiga penyelamatan gemilang, satu yang paling khas dari Schmeichel adalah saat dia menggagalkan sebuah peluang emas dengan menggunakan satu tangan yang menjadikannya legenda hidup Denmark.
8. PAOLO MALDINI |
Konsisten & Berkelas| Maldini adalah legenda sebenarnya
Diklaim sebagai bek kiri terbaik sepanjang sejarah, Paolo Maldini merupakan contoh nyata dari konsistensi. Hal itu diperkuat dengan kenyataan bek Italia itu ikut ambil bagian di empat Euro secara beruntun dan masuk dalam All-Star Teams sebanyak tiga kali.
Maldini mengawali karier internasionalnya saat masih 19 tahun di babak penyisihan grup Euro 1988 di Jerman Barat dan langsung mencuri perhatian saat sukses mengunci pemain terbaik Spanyol kala itu, Michel.
Sayang, Gli Azzurri harus gagal di kompetisi empat tahun berikutnya, kemudian terhenti di penyisihan grup Euro 1996 dan nyaris keluar sebagai juara saat Maldini mengemban ban kapten 12 tahun lalu.
Ya, di Euro 2000 legenda AC Milan ini tampil sebagai wing-back kiri dan tampil luar biasa ditemani Fabio Cannavaro, Alessandri Nesta serta kiper Francesco Toldo. Namun, Maldini gagal mengangkat trofi juara setelah Sylvain Wiltord mencetak gol penyeimbang di masa injury lalu David Trezeguet meluluhlantakkan Gli Azzurri berkat Golden Golnya di partai final.
7. DINO ZOFF |
Kiper sebenarnya| Zoff mengangkat trofi Euro 68 setelah hanya tampil di empat laga
Sebelumnya telah disebutkan Schmeichel sebagai salah satu kiper terbaik dunia, tapi dia bukan penjaga gawang yang mendapat ranking pertama dalam daftar GOAL.com kali ini. Gelar tersebut diberikan kepada Dino Zoff, mantan ikon Juventus dan tentu yang paling terkenal adalah ketika Zoff mengapteni Italia di Piala Dunia 1982 saat usianya sudah 40 tahun.
Rekor Zoff di ajang Euro juga cukup mengagumkan. Tampil di tujuh laga diantara dua turnamen besar tersebut, tiga diantaranya dilalui dengan perpanjangan waktu, kiper yang kini berusia 60 tahun itu hanya kebobolan dua gol.
Zoff mengawali debut international di leg kedua perempat-final kontra Bulgaria, dia kemudian memegang peran penting dalam membantu Gli Azzurri meraih sukses di ajang Euro untuk pertama kali. Zoff menunjukkan performa terbaik saat Italia mengeliminasi Uni Soviet di babak semi-final melalui sebuah drama adu penalti yang menegangkan. Setelahnya, Zoff mempertahankan clean sheet di laga puncak kontra Yugoslavia sekaligus membawa Gli Azzurri berjaya di rumah sendiri.
6. GUNTER NETZER |
On the spot | Netzer mencetak penalti penentu kemenangan atas Inggris
Ketika bicara gelandang terbaik sepanjang masa, kita sering melupakan sosok Gunter Netzer. Padahal, tak rugi mengingat bagaimana pria asal Jerman ini mempecundangi Inggris di Wembley pada leg pertama perempat-final Euro 1972. Eks pemain Borussia Monchengladbach ini menjadi insipirator Der Panzer dengan permainan luar biasa sepanjang laga dan mencetak gol penalti di menit ke-85 sekaligus membawa Der Panzer mengunci kemenangan 3-1 atas The Three Lions.
Netzer mampu mempertahankan permainan terbaiknya di semi-final dan final dengan membekuk Uni Soviet tiga gol tanpa balas di Brussels. Sayang, sejak saat itu nama Netzer tak lagi bersinar, dia mengaku kalah bersaing dengan dengan Wolfgang Overath. Toh, nama Netzer tetap ada dalam sejarah sebagai salah satu gelandang terbaik yang pernah tampil di Piala Eropa.
5. DRAGAN DZAJIC |
Mimpi buruk Inggris| Pers Inggris menyebut 'The Magic Dragan'
Mendapat label sebagai salah satu winger kiri terbaik Eropa, penampilan terbaik Dragan Dzajic ditunjukkannya di Euro 1968. Di sisa tiga menit waktu normal pada semi-final antara Yugoslavia kontra Inggris di Florence, bintang Red Star Belgrade itu mempermalukan sang juara dunia dengan gol cantik sekaligus membawa negaranya melaju ke final untuk berhadapan dengan tuan rumah Italia.
Dzajic kembali mencetak gol pembuka untuk Yugloslavia, tapi gol penyeimbang behasil dicetak Angelo Domenghini yang memaksa kedua tim memainkan partai ulang dan Italia pun keluar sebagai juara berkat kemenangan 2-0.
Delapan tahun kemudian, Dzajic kembali menunjukkan kelasnya di partai semi-final kontra Jerman Barat di Belgrade. Dzajic membawa Yugoslavia unggul 2-0 saat laga baru berjalan 30 menit, tapi Jerman mampu memaksakan perpanjangan waktu hingga akhirnya mengunci kemenangan 4-2. Dzajic pun kembali gagal mencium trofi sebagai hadiah talenta besar yang dimilikinya.
4. ZINEDINE ZIDANE |
Golden goals | Kontribusi Zidane di Euro tak perlu dipertanyakan
Setelah tampil cemerlang bersama Bordeaux, banyak yang berharap pada Zinedine Zidane yang tampil di Euro pertamanya pada 1996. Sayang, eks playmaker Real Madrid ini gagal memenuhi harapan semua orang, karena Prancis akhirnya menyerah di semi-final.
Tapi, Zidane menemukan kekuatannya kembali empat tahun kemudian, dengan memimpin Les Bleus meraih kemenangan dramatis di final Euro Belanda-Belgia. Dua tahun sebelumnya di hadapan publik sendiri, Zidane juga memberikan kontribusi besar membawa Tim Ayam Jantan merebut titel juara dunia.
Di babak penyisihan grup Euro 2000, Prancis keluar sebagai runner-up Grup D di bawah Belanda, tapi kemudian bintang Juventus ini mencetak gol tendangan bebas di babak perempat-final kontra Spanyol. Aksi cantik Zidane berlanjut dengan sebuah 'Golden Goal' yang mengeliminasi Portugal di semi-final.
Meski Les Bleus gagal di Euro 2004, Zidane tetap memberikan kontribusi maksimal dengan mencetak tiga gol, termasuk tendangan bebas spektakuler ke gawang Inggris di babak penyisihan grup.
3. FRANZ BECKENBAUER |
Senyum| Der Kaiser merupakan bagian dari tim terbaik sepanjang sejarah Euro
Tim Jerman Barat, yang menjadi kampiun di Belgia 1972, kerap dicap sebagai salah satu tim terbaik Eropa yang pernah ada. Pemimpin Die Mannschaft ketika itu, siapa lagi kalau bukan sang legenda Franz Beckenbauer, pemain terbaik Jerman sepanjang masa.
Dalam catatan karier sepakbolanya, Beckenbauer memang pernah mengalami nasib buruk di Piala Dunia 1970, mendapat cedera parah di bagian tulang selangka saat berhadapan dengan Italia di semi-final.
Namun, setahun kemudian Beckenbauer mendapat ban kapten Jerman dan mengubur mimpi buruknya di Piala Eropa 1972. Beckenbauer menjadi inspirator Jerman Barat yang sukses menggasak Uni Soviet di final. Empat tahun kemudian, Der Kaiser hanya mampu membawa timnya meraih medali perak, setelah kalah dari Cekoslovakia di partai penentu gelar.
2. MARCO VAN BASTEN |
Simbol sukses| Tendangan voli vs Uni Soviet menjadi gol terbaik sepanjang sejarah Euro
Simbol sukses Belanda di Euro 1988 tidak lain adalah Marco van Basten, pemain yang akhirnya finis dengan status top skor berkat lima golnya sepanjang ajang tersebut. Hat-trick-nya di babak penyisihan grup sukses menyingkirkan Inggris, sementara gol di menit ke-88 akhirnya memaksa favorit juara Jerman Barat angkat koper. Nama Van Basten akan selalu diingat atas apa yang dia lakukan di final, sebuah tendangan voli dari sudut yang amat tidak memungkinkan --yang disebut-sebut sebagai gol terbaik sepanjang sejarah Euro-- untuk memupus impian Uni Soviet dengan skor 2-0.
Van Basten memang gagal mengulang sukses empat tahun kemudian, di mana Belanda takluk dari Denmark di semi-final, dengan legenda AC Milan tersebut gagal mengeksekusi penalti krusial. Namun, hal tersebut tidak mengurangi status Van Basten sebagai legenda hidup Euro.
1. MICHEL PLATINI |
Bebas| Platini dicap sebagai salah satu gelandang terbaik yang pernah ada
Tak ada pemain yang mampu menyamai peran Michel Platini di Euro 1984. Bintang Juventus ini mencetak sembilan gol di sepanjang turnamen, termasuk dua kali hat-trick. Bermain dengan sejumlah pemain bertalenta seperti Luis Fernandez, Jean Tigana dan Alain Giresse, Platini diberikan kebebesan mengeluarkan kemampuan terbaiknya dan sebagai konsekuensinya, kehadiran Platini menjadi petaka bagi tim lawan.
Dia mencetak gol penentuk kemenangan di menit ke-119 pada laga semi-final kontra Portugal yang berakhir dengan skor 3-2, Platini juga memecah kebuntuan Les Bleus dengan sebuah tendangan bebas di final kontra Spanyol. Tidak hanya dicap sebagai pengirim umpan terbaik, Platini juga 'bertanggung jawab' atas performa apik Prancis sepanjang turnamen Euro 1984.
0 komentar:
Posting Komentar